BBM ganti harga...!?
1. Yang nolak policy ini (ada mahasiswa, ada rakyat yg sebenernya sih gak jelata-jelata amat, ada bos DPR dan konco-konconya),
a. Mereka tahu kondisi keuangan negara dan situasi dunia apa enggak ya? Atau barangkali pura-pura gak tahu, atau memang betul-betul gak mau tahu. Yang saya tahu, ini deket-deket dengan 2009. Bagi politisi, butuh strategic comment.
b. Ada juga yang beralasan masih ada cara lain menghindari kenaikan harga, tapi... kayakya mereka pelit banget mengatakan cara itu. Apa dia nunggu jadi presiden dulu, atau minimal wakil rakyat lah... (yang pasti gak akan jadi wakil ingsun, wong ingsun gak akan milih legislatip).
c. Yang jelas banget, kalau yg nolak rakyat jelata (atau ngaku-ngaku jelata), mereka kebanyakan cenderung berkomentar untuk kepentingan mereka sendiri. Ada juga sih yang cerdas, yang memandang kenaikan ini secara proporsional. Tapi dikit! cuma satu di antara sekiaaaaan...
2. Yang memaklumi kenaikan ini:
a. Ikhlas enggak ya mereka bersikap seperti itu? Yang ingsung tahu sih, ikhlas adalah urusan masing-masing individu dengan Tuhan-nya.
b. Bisakah mereka menyiasati kondisi ini sebagai konsekuensi atas excuse yang ia lakukan? Semoga saja begitu.
3. Kalau Ingsun.... ;)
a. Pasti akan merasakan dampak kenaikan ini. Harga beras, lauk, sayur, buah dan susu pasti ikutan naik. Minyak latung yang ingsun masih pake juga naik. Tapi ingsun beluma akan beralih ke LPG, soalnya pasti ikut-ikutan naik juga biar kata LPG adalah pengganti (konversi) dari mitan.
b. Ingsun harus berusaha percaya pada penguasa semesta yang berfatwa dalam Al Baqarah 286 yg artinya, Allah tidak akan menguji manusia, melainkan dalam batas kemampuannya.
c. Gaji gak ikut naik, yah... apa mau dikata. Emang segitu rejeki gua eh ingsun.
d. Enggak setuju ada BLT (Bantuan Langsun Tunai) soalnya banyak orang rame-rame pengin dianggap miskin. Jadi... ketika togel marak ada istiah OKB, kini ketika ada BLT muncul OMKM Orang Miskin Kok Mendadak.
Rabu, 07 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
inyong mah setuju bae kalo bbm naik. kalo perlu ga usah ada subsidi segala dah. sebab nyang namanya subsidi bbm dalam nama dan bentuk apapun, menyebabkan:
1. penyelundupan, kalo harga di luar negri mahal mendingan jual ke luar daripada di dalem negri. na h lo, murah tapi barang gak ada kan jadi mahal juga. mending mahal tapi ada mahluknya... biar kata yang dipake mbeli gak ada.
2. orang jadi males, gak mandiri, bergantung. apa-apa ngarepin bantuan, dikit-dikit minta subsidi...
3. komentator di tipi jadi ngawur. hari ini nyuruh subsidi bbm dinaikin, besok nyuruh anggaran pendidikan naik... emangnya duit dari langit apa?
4. yang paling nyebelin, inyong jadi repot komen di posting ini :) halah!
Salam kenal aja.
Posting Komentar