Padepokan Budi Rahardjo

KOMPAS.com - Sains

Kamis, 28 Januari 2010

JAWA vs TJUNG HWA

Kamis 28 Januari ini ingsun baru naik travel dari Ngayogyokarto Hadiningrat. Dari kota ini cuma ada dua passanger, tapi di tengah jalan, Lik Driver membantu temannya membawakan another passanger ke Magelang, karena mobil temannya itu mogok. Saat sampai di tujuan, Lik Driver diberi sedikit tempelan terima kasih. Beliau menolak pada awalnya, tapi tak kuasa menerima pada akhirnya. Untuk tak ada kepentingan passanger yang terkorbankan dari pertolongan lik driver ini. Kalau ada, dan ketahuan bendaranya, pasti ini dicap sebagai korupsi, atau minimalnya mangkir dari kerjaan.

Transit di Magelang. Di kotanya Koko Thole ini passangernya nambah satu. Si Mas penjual tiket menanyakan karcis si embak berdarah tjung hwa yang baru naik ini. Setelah karcis diterima, si Mas memberikan uang pada si new passanger. Selidik punya selidik, si embak ini anak majikan pemilik agen.

Kesimpulannya:
Naluri kewirausahaan para kaum tjung hwa memang lebih menonjol dibandingkan the java. Sementara the java lebih menonjol dari sisi semedulur dan lung tinulung. Tidak ada satupun yang lebih baik ataupun lebih buruk, sepanjang semua masih dalam batas-batas proporsional alias empan papan.

100 HARI SBY-BOEDIONO

SBY-Boediono dinilai GAGAL dalam program 100 Harinya.

Kalau SBY saja gagal, apalagi elu (loe). Gimana kalau gue presidennya...???

Ya Gusti, semoga yang "menggagalkan" Paduka hindarkan dari sifat sok suci dan takabur. Semoga rakyat bangsa ini dijauhkan dari sikap "rumangsa bisa (sok tahu / sok mampu)" dan didekatkan pada karakter "bisa rumangsa (tahu diri alias tidak takabur)".

Ya Gusti, jika memang Paduka menghendaki pergantian pimpinan di indonesia ini, semoga semua terjadi secara elegan sehingga Paduka meridhoinya.

Ya Gusti, jika Paduka hendak melaknat negara ini, gue jangan dibawa-bawa doonk. gue kan mendoakan yang terbaik.