Padepokan Budi Rahardjo

KOMPAS.com - Sains

Jumat, 25 April 2008

BEDA MISKIN BEDA KERE

Miskin itu suatu kondisi ketika kebutuhan pokok seseorang lebih sering tertunda. Sedangkan kere adalah kondisi seseorang merasa susah akibat akumulasi keinginan-keinginan di luar kemampuan yang kemudian dijadikan kebutuhan.

Orang miskin, mau makan nasi beras saja musti "tirakat" dulu, makan singkong / jagung 3 hari. Hari keempat baru bisa makan nasi beras. Orang kere, sudah tahu yang ada jagung dan kondisinya tidak memungkinkan beli beras, maksa saja pengin (sok butuh) beras. Sampe kapan pun enggak akan datang itu beras.

Orang miskin, kalau bersyukur, hidupnya terasa nikmat. Apalagi kalau kreatif. Kondisi sulit bisa diatasi bak membuang slilit, dan bisa jadi penjahit. Orang kere, kagak kreatif, dan kagak bersyukur pula. Susah sendiri, bahkan jadi penjahat.

Kamis, 24 April 2008

MARI KITA BUAT UAN BIKIN PARANOID

Siapa sih yang kagak takut sama UAN. Guru, Kepala Sekolah, Murid ampe Emak Bapaknya juga takut. Bukan sekedar khawatir. Mereka cuma taku satu hal, Takut kagak lulus. Tahu sendiri kan, nyang namanya nilai minimal kelulusan terus merayap naik kaya harga sembako. Deus, nyang namanya bahasa inggris sama matematik masih dianggap momok, oleh sebagian (besar) pelajar sih.

Rasana lebih seru lagi kalau UAN tahun depan jadi bikin PARANOID. Bukan sekedar menakutkan. Caranya: untuk jawaban yang salah, dikasih skor -1 (minus 1 / negatif 1). Mampussss......! (khusus buat pelajar yang tidak terlatih jujur). Tapi ada harapan positif dari ide gila itu. Minimal para pelajar tidak terdidik menjadi spekulan, menjawab soal UAN dengan metode kirologi alias kira-kira doang daripada kagak ngejawab. Kan soal UAN 100 persen multiple choice. Jadi, mereka akan betul-betul mikir mengerjakan soal, mau kosong saja, atau dikorting 1 x jumlah jawaban salah, atau nekat melanggar tatib dengan bertanya pada teman sebelah?

Eh... kok mereka diberi peluang ber-spekulasi ya? Apa karena mendiknasnya mantan menteri keuangan? Weh... apa hubungannya?

Selasa, 22 April 2008

HONEST IS NOT OUR HABIT

Pencuri selalu takut ketahuan. Barangkali ungkapan tersebut bisa menggambarkan cerita berikut ini.

Daku tak punya jam tangan. Jadi daku beli jam digital portable, kecil pula. Daku membawanya ke dalam ruangan ujian akhir nasional. Jam itu penting karena daku bisa tahu sekarang jam berapa, dan dengan fitur stopwatcnya daku tahu test sudah berlangsung berapa lama. En yang pasti "tidak melanggar tata tertib pengawas".

Tapi apa terjadi.. seusai tes para peserta ujian menangis njempling-njempling (lebih parah dari histeris), ketakutan karena mengira jam itu dalah camera digital atau sensor apa gitu yang super canggih kaya milik james bond. hehe.. padahal harganya cuma ceban.

Knapa ya mereka separanoid itu? gaptek, atau over panic? Yang pasti, kalau mereka tidak melanggar tata tertib ujian, kalaupun benar itu kamera, dan rekamannya dipublikasikan di teve lokal atau internet, justru mereka harusnya bangga khan?

Yah,.. gitulah. Kesengajaan mereka (dan rekan-rekan sehoby di nusantara) melanggar tatib karena tidak terbiasa menjunjung tata tertib, lebih terlatih permisif terhadap norma-norma kejujuran ketika ulangan harian, atau semesteran. (dugaan daku doang sih). Atau mungkin guru mereka, termasuk daku, neeh... juga seperti itu en ngajarinya ke mereka?

Yah.. hipotesis daku, mereka takut karena mereka telah berlaku tidak jujur. Kejujuran bukan kebiasaan (kami). Naudzubillah.

Senin, 21 April 2008

PLEASE FORGIVE ME BECAUSE OF UAN

Today, April 22nd 2008, is the first day of National Final Examination for high school (Ujian Akhir Nasional SLTA). This is the terribly moment for all students, teachers, and head masters. They looked so scary and worried to be failed at the exam.

Therefore, my head master told me to be cool in front of the students and to be more cooperative in watching the examination. I am trying to understand the order and I try to do it. Firstly, I think that my face is not seems like a bad guy. I have a cute face. I also think that to be nice for the students is a simple job.

What now? My estimation is not perfectly. When I become nice in front of the students, some of them do not appreciate it. They push me not to be nice for them. They keep trying to break the rules of the examination, by asking about the test to their friends nearby. When they was realized that I know what they do, they just smile to me. Me to, I don't give them any warnings.

I try to believe that they can do the test honestly. In fact, they keep cheat until the test finished. I keep not giving them any warnings in order to appreciate their head master. Oh my God, please forgive me to let the cheating happens in the exam. Astagfirullah halazim.

I hope this posting can reduce my guilty, and become an inspiration for the honest guys.

jangkrik ngerik, jangkrik ngrik ora payu dole!