Padepokan Budi Rahardjo

KOMPAS.com - Sains

Jumat, 23 Mei 2008

REPUBLIK MIMPI TELAH MENGUSIK INGSUN

Assalamu 'alaikum wr wb.

Yth Bp. Effendi Ghozali Ph.D, dan seluruh awak republik mimpi. Setelah menyaksikan Republik Mimpi Jumat 24 Mei 2008, saya perlu mengutarakan

pendapat saya sebagai berikut:

Satu.
Hendaknya RM (Republik Mimpi) tidak terjebak pada masalah setuju atau tidak setuju atas kenaikan harga BBM, karena hal itu bisa berdampak pada RM dengan dianggap sebagai pihak yang tidak netral. Selain itu, kenaikan harga BBM pada tahun ini perlu ditinjau dari banyak perspektif (sudut pandang) dan RM sebagai tayangan konsumsi untuk umum alangkah baiknya bisa memberikan informasi secara proporsional, sehingga masyarakat bisa menyikapinya secara lebih arif, lebih dewasa. Dengan demikian RM setidaknya mampu menyajikan hiburan / tontonan yang mendidik. Artinya pula bila RM menyatakan tidak setuju atau setuju, RM sudah melakukan hal-hal yang (bukan mustahil) TIDAK MENDIDIK.

Dua.
Masih berkaitan dengan nomor satu, pada tayangan tersebut, RM menyatakan tidak setuju, TAPI... adakah solusinya..? sejauh yang saya amati TIDAK ADA. Mungkin RM ingin  menggambarkan perilaku para wakil rakyat (atau tepatnya wakil partai) yang katanya terhormat itu, tapi...lagi-lagi RM sudah terjebak pada disindependensi. kalau salah istilah, mohon dikoreksi. Alahgkah baiknya bila RM mampu menginspirasi pemirsa bagaimana menyiasati masalah BBM. Bukankah masalah BBM juga masalah global? Amrik saja bermasalah dengan BBM.

Tiga.
Bila dicermati perilaku masyarakat pada setiap kali ada momen kenaikan harga BBM, barangkali dapat diambil hipotesis bahwa MASYARAKAT INDONESIA TERGANTUNG PADA BAHAN BAKAR MINYAK (seberapapun levelnya). Padahal, dalam pelajaran SD / SMP sudah dijelaskan bahwa minyak bumi terjadi dari pembusukan fosil selama jutaan tahun dan Bang DIDI PETET pun (dulu) tak bosan-bosan memberitahu bahwa PERSEDIAANNYA SEMAKIN MENIPIS. ARtinya, jika tingkat konsumsi BBM setara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang bak deret logaritmik, maka akan tiba saatnya minyak bumi HABIS! SEEP! ENTEK! dan butuh waktu yang laaaaaaaaamaaa lagi untuk mendapatkan kembali minyak bumi. Sementara itu dalam ilmu EKONOMI yang di pelajari di SMP / SMA dikatakan JIKA PERSEDIAAN LEBIH SEDIKIT DIBANDING PERMINTAAN atas suatu barang, MAKA HARGA BARANG TERSEBUT MENJADI MAAAAAAAHAAAAAAAAALLLLLL. Jadi, dengan silogisme seperti tadi, wajar saja bila BBM MAHAL. Sementara itu, teknologi telah membantu manusia dengan ditemukannya SUMBER DAYA TERBARUKAN seperti biogas, biodiesel, dan bioethanol. Jadi... saya berpendapat sudah saatnya MASYARAKAT INDONESIA DILATIH UNTUK TIDAK TERGANTUNG PADA MINYAK BUMI.

Empat.
Simpati anda terhadap tindak tidak adil pada para pengunjuk rasa saya kira wajar. Unjuk rasa memang salah satu bentuk ekspresi terhadap suatu masalah dan menyampaikan aspirasi. Bila unjuk rasa itu dilakukan secara elegan, saya kira hanya orang-orang yang dungu saja dan takut terancam kedudukannya yang akan tidak senang. Masalahnya.... saya sudah tidak lagi melihat eleganisme / egaliter (mana yang tepat ya?) pada unjuk rasa yang ditayantkan di TV. JIka Anda yang jadi polisi, Anda juga sangat mungkin bertindak keras pada mereka.
Satu hal barangkali yang saya anggap lucu, atau bahkan mengenaskan, KATANYA MAHASISWA, (kan mahasiswa makhluk yang makan sekolahan. soal dia makan ajar atau tidak sih EGP) TAPI MASA IYA, CUMA BISA DEMO. MENGAPA YANG JUSTRU BERKREASI SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN BAKAR BIOGAS ADALAH ORANG YANG TIDAK MAKAN SEKOLAHAN? Meski begitu, dengan meminjam ungkapan dari AA GYM, saya bisa memaklumi. TIDAK BISA KITA BERHARAP BANYAK PADA ORANG / SIAPAPUN YANG SEDANG DALAM PROSES. Mahasiswa kan sedang dalam proses jadi sarjana ya. Ntar sudah jadi sarjana entah bisa apa-apa atau tidak... lain perkara... :) Maaf saja, ini fakta tentang carut-marut dunia pendidikan.

LIMA.
Saya terkesan dengan PUISI yang dibawakan oleh BANG DEDI MIZWAR tentang kebangkitan nasional, juga feature / film tentang SELAMATKAN INDONESIA yang kembali direquest oleh banyak pemirsa RM. untuk itu, mohon kiranya RM menyampaikan aspirasi saya kepada TV-ONE untuk dapat memuat kedua tayangan / movie tersebut ke dalam dunia maya (internet) dan bersifat DOWNLOADABLE (bisa diunduh) dengan mudah. ATau jika RM berniat mengkomersialkannya dalam bentuk CD dalam harga yang terjangkau untuk keperluan donasi, saya bersedia memesan.

demikan saja 5 ASPIRASI saya untuk REPUBLIK MIMPI. Semoga MIMPI IBU PERTIWI BISA JADI KENYATAAN, PUTRA-PUTRI BANGSA INI BISA SELAMATKAN INDONESIA. AMIN. kurang dan lebihnya mohom dimaafkan.

Wassalamu 'alaikum wr wb.


NUGROHO,
SEEKOR JANGKRIK YANG MENYANYI DI SIANG BOLONG.

Tidak ada komentar: