Padepokan Budi Rahardjo

KOMPAS.com - Sains

Kamis, 06 Februari 2014

GHOFLAH

Artikel ini merupakan resume pengajian di aswaja tv dan disimak lagi di http://www.youtube.com/watch?v=aAg1zUJLqJI. Tema tausiah adalah Ghoflah, lalai.

Syarat masuk neraka

  1. Malas berfikir / iqra.
  2. Enggan mengobservasi / mengkritisi.
  3. Tidak teliti mendengar.


Berfikir boleh dikatakan sebagai sebuah proses bertanya / mempertanyakan, terutama pada diri sendiri, tentang sesuatu hal yang paling sederhana sekalipun. Mengobservasi artinya adalah melihat dengan penuh perhatian.

Apa yang dapat kita pelajari tentang ghoflah?
Secara harfiah, ghoflah berarti lalai. Secara kontekstual, ghoflah bisa diartikan enggan mencermati / mempertanyakan hal sederhana. Ghoflah adalah problem dasar umat manusia. Dalam dunia persekolahan, atau dunia pengajian banyak sekali ditemukan jamaah atau peserta didik yang bisa mendengar, tapi tak bisa mendengarkan, sehingga tidak bisa paham apa yang disampaikan oleh pengajar. Akibatnya, pengajian atau pembelajaran itu tidak berkelanjutan, tidak berdampak.

Contoh sederhana. Para orang tua menginginkan anaknya menjadi sholeh, dalam arti anak yang mau mendengar dan menurut saja apa kata orang tua. Bila si anak banyak bertanya atau banyak mempertanyakan hal-hal sederhana, dianggapnya itu bukan kriteria keshalihan. Ini adalah bentuk ghoflah yang diamalkan para orang tua.

Kritis adalah bagian dari keshalehan. Dengan banyak bertanya, sesungguhnya si anak sedang berusaha memahami suatu hal. Orang mau bertanya akan bodoh satu kali saja, sedangkan orang tak mau atau tak mampu bertanya akan bodoh selamanya.

Ghoflah abad 21
Di abad 21 ini,  buta huruf bukan orang yag tak bisa baca, melainkan orang yang tidak bisa belajar, tidak bisa memanfaatkan informasi. Buta huruf juga bentuk ghoflah abad 21. Bentuk ghoflah di abad ini adalah orang yang bisa baca tulis, namun tidak bisa memanfaatkan informasi, karena tidak mampu belajar. Contoh sederhana, lebih senang menyimak gosip selebriti, daripada mencermati informasi cuaca. Reading but not learning = ghoflah. Hearing but not listening = ghoflah.

Bila Anda seorang sarjana, apakah Anda termasuk sarjana ghoflah?
Orang dididik jadi sarjana supaya mampu dan berani menganalisa mendalam, membuat perkiraan keadaan, membuat keputusan yang tepat, memahami situasi secara cepat, bertindak secara akurat, memimpin dan mengendalikan kegiatan, dan mampu mengemban tanggung jawab.

Jurus Vladimir Putin memberhasilkan Rusia:
“Hidup harus dikendalikan olah akal sehat, science dan teknologi, akal sehat dan ilmu dan teknolgi harus dilandasi oleh moral dan tidak mungkin moralitas terpisah dari nilai-nilai agama.”

Tidak ada komentar: